Doc. Foto

Friday 17 February 2023

Merangkai Diksi dan Seni

 





Judul                : Merangkai Diksi dan Seni

Resume Ke      : 18

Gelombang      : 28

Tanggal            : 17 Februari  2023

Tema                : Diksi dan Seni Bahasa

Narasumber     : mAyDearly

Moderator        : wIdya AreMa

Assalamu'alaikum, salam manis buat pembaca yang budiman yang telah meninggalkan goresan melalui lentikan jari jemari yang ikhlas beramal semoga jadi barokah. Alhamdulillah segala puji syukur selalu kita panjatkan kehadirat Ilahi Robbi yang melimpahkan rahmat dan hidayah untuk kita semua serta salawat dan salam semoga tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan syafaatnya di yaumil kiayamah. Aamiin

Tak terasa bangun tidur hujan rintik menyertai datangnya sore menjelang maghrib dan terdengar suara adzan menggema di seluruh jagad raya menjadikan suasana lebih khusyuk menyiapkan diri beribadah kepada Allah SWT.

Malam yang ke 18 pertemuan KBMN ini akan mendatangkan nara sumber yang hebat yaitu Maydearly yang dimoderatori ibu Widya Arema dan mengambil tema : DIKSI DAN SENI BAHASA". Sebelum berlanjut perlu kita tahu siapa narsum malam hari ini, mari kita baca CVnya:


Yuk kita baca karya narsum yang hebat ini.....

Senja Mengukir Cinta

Oleh: Maydearly

Deru angin dalam semilir

Mengukir ruang resah

Tentang senja paling gulita

Yang membawa rasa untuk dia.

Untuk rembulan dalam temaram

Ku titipkan singasana cinta

Berceloteh tentang rindu

Yang bersembunyi dalam diam.

Sunyi bertahta dalam gelap

Hampa riak suara, kelabu

Hanya menandu rindu

Dari cinta yang berselimut dingin.

Rasa cinta yang tetap terjaga

Bak bersanding dengan alam

Menjadi singgasana keabadian

Membumi dengan lubuk paling dalam.

Untuk dia, ku jaga rasa

Memeluk rindu seabad

Ku sampaikan dalam maya

Agar terukir cerita paling menawan.

Sungguh karya yang luar biasa, semoga kita dapat meniru untaian kalimat yang menyentuh kalbu.

Seperti biasa materi malam ini akan kita bagi menjadi 4 sesion. 

Pembuka

Paparan materi

Tanya jawab

Penutup.

Sebelum dimulai diawali dengan untaian kasih sayang untuk kita semua, begini...

"Sahabat adalah kata sederhana yang acap kali merapal makna dalam jiwa. Pada sahabat kerap kita terbangkan kepingan kisah yang tersusun rapi. Sahabat adalah ia yang paling mengerti hati kita dalam lara nan pekat, meski kerap kita tancapkan luka, sang sahabat akan membalas dengan seribu pelukan.

Terkadang dalam hidup ada robekan paling tidak sopan yang menenggelamkan kita dalam tangisan, namun seorang sahabat membawa kita tertatih berjalan dan mengambil sisa tawa untuk masa depan. Menguatkan lewat doa dan menggenggam dengan Bismillah."


PENGERTIAN DIKSI

Diksi – akar katanya dari bahasa Latin: dictionem. Kemudian diserap ke dalam bahasa Inggris menjadi diction. Kata kerja ini berarti: pilihan kata. Maksudnya, pilihan kata untuk menuliskan sesuatu secara ekspresif. Sehingga tulisan tersebut memiliki ruh dan karakter kuat, mampu menggetarkan atau mempermainkan pembacanya.

Dalam sejarah bahasa, Aristoteles – filsuf dan ilmuwan Yunani inilah yang memperkenalkan diksi sebagai sarana menulis indah dan berbobot. Gagasannya itu ia sebut diksi puitis yang ia tulis dalam Poetics– salah satu karyanya. Seseorang akan mampu menulis indah, khususnya puisi, harus memiliki kekayaan yang melimpah: diksi puitis. Gagasan Aristoteles dikembangkan fungsinya, bahwa diksi tidak hanya diperlukan bagi penyair menulis puisi, tapi juga bagi para sastrawan yang menulis prosa dengan berbagai genre-nya.


William Shakespeare dikenal sebagai sastrawan yang sangat piawai dalam menyajikan diksi melalui naskah drama. Ia menjadi mahaguru bagi siapa saja yang berminat menuliskan romantisme dipadu tragedi. Diksi Shakespeare relevan untuk menulis karya yang bersifat realita maupun metafora. Gaya penyajiannya sangat komunikatif, tak lekang digilas zaman.

Mengapa Diksi begitu penting dalam kajian sebuah bahasa?

Sebab banyak keindahan  atas sebuah kata yang tak tereja oleh bibir. 

Diksi bak pijar bintang di angkasa yang menunjukan dirinya dengan kilauan, mempesona dan tak membosankan.

Lantas, apakah begitu sulit kita dalam berdiksi?

Terkadang banyak penulis yang merasa takut dalam memulai sebuah tulisan, terkadang lidah kita merasa kelu untuk menulis sesuatu yang menakjubkan. Ada keraguan yang dibungkam sebelum diterjemahkan dalam bahasa, Apakah mungkin saya bisa menulis sebuah bahasa yang indah? Lantas jurus apa yang harus kita pakai agar kita mampu menulis dengan segala keindahan?

1. Sense of Touch adalah menulis dengan melibatkan indera peraba. indra peraba dapat digunakan untuk memperinci dengan apik tekstur permukaan benda, atau apapun. Penggunaan indra peraba ini sangat cocok untuk menggambarkan detail suatu permukaan, gesekan, tentang apa yg kita rasakan pada kulit. Aplikasi indra peraba ini juga sangat tepat digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang tidak terlihat, seperti angin misalnya. Atau, cocok juga diterapkan untuk sesuatu yang kita rasakan dengan menyentuhnya, atau tidak dengan menyentuhnya.

 Contoh: "Pada pori-pori angin yang dingin, aku pernah mengeja rindu yang datang tanpa permisi".

2. Sense of Smell adalah menulis dengan melibatkan indra penciuman hal ini akan membuat tulisan kita lebih beraroma. Tehnik ini akan lebih dahsyat jika dipadukan dengan indra penglihatan.

 Contoh: "Di kepalaku wajahmu masih menjadi prasasti, dan aroma badanmu selalu ku gantungkan dilangit harapan".

3. Sense of Taste adalah menulis dengan melibatkan indra perasa. Merasakan setiap energi yang ada di sekitar kita. Penggunaan indra perasa sangat ampuh untuk menggambarkan rasa suatu makanan, atau sesuatu yg tercecap di lidah.

Contoh: "Ku kecup rasa pekat secangkir kopi di tangan kananku, sembari ku genggam Hp tangan  kiriku. Telah terkubur dengan bijaksana, dirimu beserta centang biru, diriku bersama centang satu".

4. Sense of Sight adalah menulis dengan melibatkan indra penglihatan memiliki Prinsip “show, don’t tell". Selalu ingat, dalam menulis, cobalah menunjukkan kepada pembaca (dan tidak sekadar menceritakan semata). Buatlah pembaca seolah-olah bisa “melihat” apa yang tengah kita ceritakan. Buat mereka seolah bisa menonton dan membayangkannya.  Prinsip utama dan manjur dalam hal ini adalah DETAIL. Tulislah apa warnanya, bagaimana bentuknya, ukurannya, umurnya, kondisinya.

Contoh: "Derit daun pintu mencekik udara ditengah keheningan, membuatku tersadar jika kamu hanya sebagai lamunan".

5. Sense of hearing adalah menulis dengan melibatkan energi yang kita dengar. Begitu banyak suara di sekitar kita. Belajarlah untuk menangkapnya. Bagaimana? Dengarlah, lalu tuliskan. Mungkin, inilah sebab mengapa banyak penulis sukses yang kadang menanti hening untuk menulis. Bisa jadi mereka ingin menyimak suara-suara. Sebuah tulisan yang ditulis dengan indra pendengaran akan terasa lebih berbunyi, lebih bersuara. Selain itu, penulis juga bisa berkreasi dengan membuat hal-hal yang biasanya tak terdengar menjadi terdengar. 

Contoh: "Derum kejahatan yang mendekat terasa begitu kencang. Udara hening, tetapi terasa berat oleh jerit keputusasaan yang dikumandangkan bebatuan, sebuah keputusan yang menghakimiku untuk tak lagi merinduimu".

Ajakan untuk kita bisa membuat walau sederhana di malam ini, akan saya coba tuk menulis:

Senja diikuti rintik hujan dan lampu meredup

Ku ayunkan mata kail di kolam yang menggenang

Tak kusangka kunang-kunang kesana kemari 

Hiruk pikuk mengelilingi padi dengan riang hati

Sudah lama pertemuan menanti

Dari sahabat yang ada di Kediri

Demikian sekelumit resume materi malam ini semoga menambah kekayaan ilmu akan banyaknya dan aneka ragam ilmu yang terhampar di bumi dan lautan serta yang membahana di angkasa raya.

Wassalamu'alaikum,

                                                                                            Salam manis penulis                            





2 comments:

  1. Jikalau bunga melambangkan cinta dalam sebuah mekanisme,
    Maka terus semangat dalam menulis resume, good luck pak 👍

    ReplyDelete
  2. Bertemu di dunia maya menjadi teman satu WA, semoga cita menjadi nyata

    ReplyDelete